Nyamuk Wolbachia Dinilai Berisiko pada Kesehatan dan Industri Pariwisata, Benarkah?

Sabtu, 18 November 2023 - 16:43 WIB
loading...
Nyamuk Wolbachia Dinilai...
Metode Wolbachia dinilai berrisiko pada kesehatan dan lingkungan, termasuk K3. Risiko lainnya, merusak pariwisata dan ekonomi. Foto/ delawareonline.
A A A
JAKARTA - Metode Wolbachia dinilai memiliki risiko besar terhadap beberapa aspek. Hal itu diungkap Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia yang diinisiasi oleh SFS Foundation, ASPEK Indonesia dan Gladiator Bangsa.

Mereka menuntut pemerintah menghentikan rencana pelepasan 200 juta nyamuk Wolbachia di Bali dan lima daerah lainnya, yaitu Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Kupang dan Bontang.

Alasannya, pelepasan ratusan juta nyamuk Wolbachia dikhawatirkan membawa risiko besar, di mana belum ada studi komprehensif di kota-kota di atas terkait efektivitas program penyebaran nyamuk wolbachia sehingga berpotensi risiko terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan, termasuk K3.



Risiko lainnya, yakni merusak industri pariwisata serta ekonomi masyarakat setempat, dan yang mengkhawatirkan tidak adanya pihak yang akan bertanggung jawab jika terjadi kesalahan dan dampak yang tak terhitung karena program ini.

Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia dalam siaran persnya menyuarakan:
1. Due diligence Mendalam: Evaluasi menyeluruh sebelum pelepasan nyamuk.
2. Ancaman keamanan nasional: Investigasi risiko IP Technology melalui Wolbachia.
3. Transparansi Penuh: Publik harus tahu dan menyatakan persetujuan.

“Kami meminta tindakan segera untuk melindungi Bali, Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Kupang, dan Bontang. Darurat. Aksi Sekarang!” kata pihak Gerakan Sehat untuk Rakyat Indonesia.

Sementara, pemerintah berencana melepaskan jutaan nyamuk pelawan Aedes aegypti di Denpasar dan sejumlah wilayah lain di Indonesia. Namun, rencana pelepasan nyamuk wolbachia ini ditunda sementara lantaran ada penolakan tersebut.

Peneliti Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Adi Utarini MSc, MPH, PhD mengatakan penerapan teknologi wolbachia sebagai langkah untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.

Prof Uut mengatakan pendekatan wolbachia telah terbukti dapat mengurangi angka kejadian penyakit demam berdarah dan kebutuhan rawat inap bagi penderita penyakit tersebut. Akibatnya, penurunan ini berdampak kepada penghematan biaya dalam pengendalian dengue bagi negara yang menerapkannya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1213 seconds (0.1#10.140)